Saturday, September 03, 2011

Kuliner Sukorharjo

Yang lain pada arisan keluarga, saya malah nyari jajanan diluar.

Dewi: "Pingin Leker kui lho Yah..."
Ariestu: "heehh, ngendi?"
Dewi: "kui lho, minggiro"
Ariestu: "Oke, tapi aku mengko terke nyoto sing pas kae ya hehe"

Kental ya bahasa jawa di percakapan ini, ini khas kami berdua suami istri sehari-harinya. Dewi tampak gemuk waktu ini dia mengandung. Namun sayang nya kami belum diberi kepercayaan Alloh. Kami tidak jadi diberikan putra waktu itu, setelah beberapa waktu istriku ini keguguran, Semoga kedepannya kami secepatnya dikaruniai keturunan, amin.


leker deket rumah sukoharjo




Ngambek dan Ketiduran

Ada juga anak kecil yang ga ikut bagi-bagi fitrah, karena ngambek sekaligus ngantuk. Tidur pulas dia. Tidur apa semaput ga tahu. Ini Abim putra mas Jarot (putra ke 10 Pak Rasmo). Mungkin kecapaian dari Sragen dan sehabis bermain dengan si Arum putri mas Hastho (putra ke 8 Pak Rasmo).
abim lagi ngambek


Sayang ga sempet ambil gambar Arum, dia lagi sakit karena katanya kangen sama bulik Dewik (isteriku) yang udah lama tidak pulang kampung. Ajaibnya  emang langsung sembuh begitu ketemu. Dia kepingin diajak ke Water World Pandhawa seperti tempo dulu (mungkin terkenang kali ya). Haha, lucunya dia ga mau di ajak Bapak atau Ibu nya, karena ga percaya mereka tahu tempatnya, yang tahu cuma wiwik sama Omm Ariestu. Haha dasar anak kecil.

Tradisi Bagi Fitrah

Dikeluarga istriku biasa tradisi pemberian fitrah. Dari kakak yang paling tua ke adik yang paling muda, atau bisa juga sebaliknya, semua memberi, berapapun jumlahnya. Saya kira memberi dalam bentuk angpau, ternyata lembaran uang kebanyakan langsung diberikan tanpa amplop. Dalam momen Lebaran, yang terpenting adalah saling memberi, momen yang tidak mudah dilupakan, rutin setiap tahunnya. Di dalam tradisi keluargaku tidak selalu ada ritual ini. Suatu hal yang berbeda ketika aku masuk dalam lingkungan keluarga ini. Apalagi di keluarga istriku ini sekali berkumpul bisa 50 orang termasuk anak kecil.

Mas Hudip sedang membagi fitrah
Acara arisan
Acara arisan bulanan juga ada, kadang disatukan dengan lebaran dan membuat acara berkumpul semakin seru. Berkahnya anak kecil, biasanya yang paling banyak mendapat uang fitrah. Saya sendiri juga langganan mendapat uang fitrah walau tidak banyak, namun lumayan juga. Alhamdulillah. Namun tidak ketinggalan kami pun membuat amplop yang diisi uang untuk dibagikan juga walau tidak banyak, karena istriku terhitung anak bungsu, walaupun sudah banyak sekali keponakannya.

Mbak Nyumik sedang membagi fitrah ke Nabila

Tentang Makanan
Banyak sekali makanan yang dihidangkan sewaktu perkumpulan keluarga ini. Dari makanan yang besar sampai snack yang terhidang di meja.  Masakan di rumah istri saya yang pernah saya cicipi, sebagian besar adalah makanan seperti daging dan jerohan, jarang sekali menu seperti sayur lodeh, tempe goreng, atau telur, hahaha ya iyalah itu menu seadanya. Berbeda dengan masakan yang selalu kutemui di rumah istriku yaitu seperti sop atau sayur asam dengan potongan daging, otak goreng, daging, ayam, ikan, hati, kikil. Beberapa jajanan khas disana yang selalu ditemui adalah tape ketan dibungkus daun. Memang hidangan tersebut terasa biasa bagi orang wilayah tersebut, namun lain halnya untuk tamu dari kota lain. Pernah suatu ketika saya melihat om saya yang pernah berkunjung di rumah isteri saya pada waktu acara perkenalan keluarga di tahun 2010 silam, om saya tidak bisa berhenti untuk menikmati tape ketan tersebut. Memang rasanya manis dan segar jika dimakan siang2 yang panas.
ilustrasi tape ketan, isinya berwarna putih

Sederhana, namun acara keluarga ini menjadi pelajaran bagi saya perihal kebersamaan dan tradisi. Pada awalnya aku masuk dalam keluarga ini dengan menjadi suami dari anak terakhir Bp Sri H Surasmo ini selalu kesulitan dan membutuhkan waktu untuk menghafal dan mengenal satu persatu keluarga yang terdiri dari kakak serta keponakan semua. Namun setelah mengenal satu persatu beserta karakteristik mereka, tampaknya saya sudah bisa menikmati memiliki keluarga besar seperti ini.

















Keramaian pas bagi fitrah ini tidak ternilai harganya, semua kebersamaan, silaturahmi, gelak tawa kebahagiaan. Seharusnya memang karena ini adalah momen lebaran. (kamera video diambil oleh den Condro-putra Mas Basuki. Semoga momen setiap tahun ini bisa terus berlangsung, bahkan di keluarga besar Ibu saya mulai akan melangsungkan kegiatan rutin silaturahmi kembali, karena sudah lama tidak diselenggarakan.



Ramainya Lebaran

Malam lebaran budhe Endro beserta mas Yoyok sekeluarga datang untuk silaturahmi, alhamdulilah bisa bertemu dan makan opor bersama dikeesokan harinya. agak kesulitan dan kebingungan karena lebaran ga ikut pemerintah. Mau Solat Ied dimana, namun setelah bertanya ke tetangga (Pak Darmawan Amirnoto) yang termasuk Muhamadiyah, maka jelaslah bahwa solat dilaksanakan di RS romani dekat rumah.

siap2 mau sholat Ied

Baru kali ini, tapi banyak juga. Ya perbedaan memang perbedaan, semoga perbedaan ini dipandang dari sudut keindahan bukan perpecahan.. :)

makan opor di Singosari


Dua kloter lebaran 2011

Malam hari tanggal 27 agustus 2011, aku sudah bilang istri dan ibuku, "ayo kita buat opor dan ketupat". mereka pun setuju, alhamdulillah walau istriku masih hamil muda, tapi dia suka masak, walau mencium aroma bumbu dia serasa ingin muntah tapi tidak menyurutkan niatnya untuk menyenangkan Suami dan Ibuku. Maka berangkatlah seorang pemuda tanggung 27 tahun bersama ibunya menunggang Honda REVO menuju ke pasar untuk membeli paralatan pelengkap lebaran itu. Sore hari pun datang, bedug adzan pun terdengar, seperangkat alat lebaran udah siap (lontong, kupat, opor ayam, sambal ati, dsbg). Mari berbuka, almadulillah. Rasa masakan isteriku ini sangat spesial, walau sederhana, sering kubilang rasa masakan isteriku ini seperti masakan orang tua. Orang tua itu kalau masak kan pengalaman, tenang dan bumbunya mantab tapi pas, ga berlebihan dan emosi. Ini puasa terakhir dan besok lebaran.

sholat Ied Fitri diselenggarakan
 oleh RS roemani (muhammadiyah)
Sambil sendawa, diriku membuka acara tivi dengan remote yang sengaja kuarahkan berlawanan dengan tv dan mengandalkan pantulan tembok (kebiasaan anehku). Acaranya adalah sidang Isbad, Masya Alloh, lebaran pemerintah ternyata tanggal 31. Whats.. status di FB banyak yang mencela dan menyesal begini contohnya "karena setitik hilal, rusak opor sebelanga" atau "dijual cepat opor ayam dan kelengkapannya. tanpa perantara, dari pada basi!!!" haha, lucu-lucu juga kawan. Belum lagi reportase di televisi orang-orang ada yang emosi karena masakannya kebuang. Namun jangan begitu, kalau memang manteb dengan pemerintah, makan tu opor pas sahur, tapi kalau manteb sama hilal yang lebih cepet ya lebaran aja walau ga rame-rame, toh Arab, Malaysia dan Singapore bisa menentukan 1 hari Idul Fitri yaitu tanggal 30. Nah sekarang yang penting jangan mengeluh. Sip, ternyata lebaran sudah diputuskan oleh kita ikut yang Muhamadiyah, Alhamdulillah walau tak terdengar takbir yang keras, tadinya ada tapi ganti ngaji biasa. Tarawih di Masjid terdekatpun tidak ada, karena penentuan hilal yang baru jam 8 malam ditetapkan. Semoga tahun besok pemerintah dapat lebih tegas dan sosialisasi metode yang akurat dalam menentukan hilal.

Malam Takbiran

Takbiran keliling kampung, tradisi kita masyarakat Indonesia untuk merayakan kemenangan setelah puasa 1 bulan lamanya. Tradisi ini dilengkapi dengan letusan mercon-mercon dan kembang api yang terdengar dari dalam kantor. Mirip tahun baru atau malah mirip gong xi fat cai.

depan kantor buat mainan mercon
Suara takbir malah terdengar lirih pelan. Semakin besar kembang api/mercon yang dinyalakan semakin riuh tepuk tangan mereka. Aku rasa esensi dari malam takbiran sudah semakin sudah hilang. Ya karena mungkin suasana Semarang yang semakin nikmat untuk pejalan kaki, karena di atur tegas kebijakan untuk pejalan kaki dan trotoar. Ditambah hangatnya kota Semarang di malam hari. Mari beribadah dirumah atau masjid, akan lebih baik. Jam 11 malam, pulang dari kantor pun jadi pekerjaan yang susah, karena jalan yang ditempuh menjadi macet. Perlu bantuan sekuriti kantor untuk membuka pintu gerbang bagian belakang agar bisa pulang. Jam 11.30 bisa pulang sampai ke rumah. Besok pagi-pagi sekali harus melakukan perjalanan ke Sukoharjo menggunakan Travel.

Friday, September 02, 2011

Yang dicari emang macet

Acara Mudik dan Arus Balik diwarnai dengan kemacetan lalu lintas, ini sangat berbeda dengan tahun kemarin. Ini karena antusias pemudik menggunakan kendaraan pribadi semakin meningkat. Pemandangan ini diambil dari bus jadi agak tinggi.

boyolali