Jejak Ariestu
Selamat Datang di Blog Ariestu, eh terima kasih lho udah mampir :)
Friday, October 23, 2020
Mulai suka dengan jam tangan automatic
Monday, June 22, 2020
Cara membuat salad sayuran yang sehat dan lezat
Sunday, December 29, 2019
Mulai suka dengan tanaman
Tuesday, September 18, 2018
Ketika orang awam menikmati kopi
Pada suatu hari, sore menjelang malam, seorang rekan di kantor memberiku kopi excelso kolosi Toraja yang selalu menjadi andalannya..
Iya..,
selama ini akupun selalu hanya menjadi penggemar kopi sachet dimana kopi tersebut didominasi dengan rasa popular yaitu rasa manis.
..dan merasakan nikmatnya minum secangkir kopi excelso'pun baru ini, hehe
..Walaupun sebelumnya udah sempat membeli merk kopi tersebut dengan kemasan versi jadul..
Semacam keracunan dunia hitam perkopian, sayapun iseng nyari berbagai blog untuk mencari tahu bagaimana cara menyajikan kopi yang enak, atau setidaknyalah benar..
Pakai alat French Press
menurut beberapa tulisan yang pernah kubaca, alat penyaji kopi terklasik didunia adalah "french press".
Yang pada akhirnya saya simpulkan ini adalah alat saring kopi biasa dan paling umum digunakan, cara kerjanya dengan sedikit teknik sederhana yaitu menuang kopi di sebuah tempat dan menyaringnya dengan gerakan press atau menekan kebawah secara perlahan. Hasilnya kopi yang diseduh dengan cara ini lebih bersih dari ampas dan tetap nikmat.
Sebelumnya dimana ketika orang yang jarang minum kopi seperti saya ini hanya akan menyeduh kopi dengan cara mencampur bubuk kopi dengan air panas di gelas dan diaduk dengan sendok, begitulah..
Setelah dicoba, dan ternyata french press emang alat sederhana yang praktis dan mudah untuk membuat kopi tanpa ampas bagitu saja lhoo.. Walau sederhana tapi bentuk alat ini menurut saya mencerminkan teknologi sederhana yang bisa orang eropa ciptakan untuk hanya sekedar minum kopi.
Tapi kopi tubruk biasa lebih enak
Penyajian kopi terenak menurut saya adalah kopi tubruk biasa, body atau kepekatan kopi yang masih tebal bikin kopi terasa mantab, namun berbeda ketika di saring dengan french press, memang kita masih bisa temukan rasa yang jujur dari kopi yang kita bikin, tapi ada berbeda, seperti body kopi yang sedikit mereduksi tampak sekali saat kita minum.
tapi, ternyata..
setelah saya lebih tahu sedikit tentang french press ini, menggunakan alat saring ini menurut saya akan lebih baik jika menginginkan caffein kopi yang kita minum tetap dan lebih minim jumlahnya..
Berbeda dengan kopi tubruk yang ampasnya terendap yang semakin lama semakin larut coffeinnya ketika setelah beberapa waktu dihidangkan.
beberapa faktor yang akan mempengaruhi pelepasan caffein dari kopi yang kita seduh adalah;
✓suhu air panas.
✓takaran kopi.
✓ tekanan.
Semua itu yang menentukan seberapa banyak caffein yang dilepaskan. Itulah mengapa ada beberapa orang yang mengaku tubuhnya tidak merasakan efek apapun setelah ngopi.
Berbeda halnya dengan sebagian orang lainnya yang merasakan perbedaan setalah ngopi, yaitu lebih mudah berkonsentrasi, bikin melek dan berbagai manfaat kopi yang lain.
Semua sesuai selera, minum dan cara menikmatinya seakan ada cara-caranya tersendiri. Penyajiannya mau dibikin mudah atau berbagai tahap, yang jelas minum kopi merupakan kenikmatan dan kepuasan tersendiri..
selanjutnya, tentang..
Mokapot "obsesi bikin espresso yang kurang sempurna"
coffe latte "belum klik bikin latte art"
Monday, April 23, 2018
Sebelum gunakan fitness tracker, baca ini dulu
perangkat yang secara otomatis mencatat aktifitas olah raga harian kita. Bentuknya sendiri bermacam rupa, yaitu perpaduan aplikasi di smartphone, smart watch (jam tangan), smart band (gelang).
sebenarnya fitness tracker telah menjadi booming pada abad sebelum ini, benda itu disebut pedometer atau penghitung langkah, kecil, mudah dibawa kemana-mana. Hanya terdiri dari layar digital kecil dan tombol reset. Bahkan pedometer pertama kali diciptakan oleh orang jepang dengan tampilan menggunakan penunjuk seperti jarum jam.Tentunya di jaman dahulu secara mekanis berbeda dengan pedometer sekarang yang menggunakan sensor berupa chip.
smart watch apple |
smart band under armour (america) |
Monday, February 05, 2018
Adanya Sensor Gyroscope di Smartphone menandakan era Robotic sudah di genggaman kita
prinsip Gyroscope |
Ketika gyroscope diputar, massa beresonansi kecil digeser sebagai perubahan kecepatan sudut. Gerakan ini diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang sangat kecil yang kemudian dinaikkan nilainya sehingga bisa terbaca oleh micro controller.
Gyroscope di Smartphone |
Mengapa ini penting? jadi posisi smartphone yang sedang kita pegang ini semua ada datanya, mau tengkurap, miring, lurus, bergerak sedikit, berputar berapa derajat.
Walaupun pada akhirnya sensor Gyroscope ini hanya bisa berfungsi jika bersama-sama dengan sensor accelerometer untuk mendapatkan data yang akurat.
virtual reality |
Jika Membicarakan robot, gak perlu sejauh membayangkan berbentuk orang dan bisa kita suruh-suruh untuk menyelesaikan pekerjaan kita.
Bahkan mesin cuci otomatispun bisa dibilang robot sederhana, karena kita bisa memprogramnya agar mode mencuci sesuai keinginan kita dalam sekali sentuh saja sudah bisa menyelesaikan beberapa macam program mencuci seperti cuci-bilas-kering. Sudah sejak lama era digital menggantikan era manual, bahkan hampir 100%.
Salam pengguna smartphone pintar...
Ariestu
Friday, September 08, 2017
Nulis santai sambil ngopi : Bisnis with/without Heart
Kurang lebihnya seorang petugas bank dengan nada ramah menyapa "Selamat Pagi saya dengan Lina bisa dibantu?" sambil menangkupkan kedua tangannya di dada seperti menyembah. Bibirnya yang ditarik senyum sopan terlihat ramah namun serasa hanya seperlunya saja. Pelayanan cepat sigap ramah, semuanya lengkap sudah sesuai dengan Standar Pelayanan.
Setelah selesai dilayani, ybs menanyakan "ada lagi yang bisa dibantu Bapak Ari?" Sudah Mbak saya lalu beranjak pergi.
Setelah keluar dari bank tersebut, jika dipikir dengan logika memang saya puas dengan pelayanan tersebut. Sudah cepat dan sigap. Namun perasaan di hati ini juga ikut menilai, terlihat dari ekspresi keramahan petugas tadi, sepertinya memang ramah, namun terlihat di sisi luar derajat penglihatan bola mata saya walau enggak menatap langsung ybs,, terlihat senyumnya hanya seperlunya saja.
Entah saat itu bagamana suasana hatinya, apakah seharusnya bukankah ketika seseorang tersenyum itu seharusnya hatinya benar2 senang?
Hal itu sudah dimaklumi dimana saja karena petugas tersebut manusia biasa, bisa saja belum sempat sarapan, atau ada permasalahan keluarga, badmood, atau sedang tidak fokus dengan pekerjaan. Gpp, toh dia juga "terlihat" ramah, cepat melayani, terus kurang apa?
Bekerja dengan hati, tidak semua orang bisa melakukannya secara terus-menerus, apalagi jika kita merasa jenuh dan stress.
Scene itu mirip dengan scene berikut ini. Mirip itu ga selalu sama konteksnya..
....
Kala itu masih sore tapi perut sudah lapar dan saya pingin mampir ke sebuah resto yang tiap hari saya lewatin. Sebuah resto malaysia yang menjual Nasi Lemak. Restoran tersebut memang baru buka, tapi tidak tergolong baru sekali.
karena lewat setiap hari di resto itu, saya mengamati proses pembangunan restonya, dari awal sampai akhir.
memang sebelumnya di tempat tersebut beberapa kali berubah jenis usaha entah itu penerbangan yang sama atau enggak, dari bisnis resto, bengkel spooring mobil sampai sekarang ini resto lagi dan kesemuanya tidak pernah lama bertahan karena sepi pelanggan. Entah apa yang membuat sepi, padahal terletak di tempat strategis.
yang bikin saya tertarik adalah resto nya yang lagi-lagi sepi pengunjung. Wah kenapa ya, padahal makanan terdengar unik, belum ada resto sejenis di kota ini, tempat strategis, tempat yang dibikin semacam cafe, dengan ruang ber AC, dua tingkat. Untuk selfie juga bagus karena desain restonya sengaja dibikin cukup unik. Tapi mengapa masih sepi aja?
Ini yang bikin penasaran..
e-marketing? Sosmed? ada kok, saya pernah melihat Instagram dan berbagai ulasan di media cetak maupun online ketika saya sedang membaca berita lokal. Lalu apa lagi?
Tampaknya owner dari resto ini tidak kalah cerdik juga.
Pernah ada cerita strategi sebuah rumah makan soto ayam kawakan di sebuah Ibu kota salah satu provinsi yang pada awalnya sepi pengunjung?strategi klasik, pemilik rumah makan soto ayam ini mengharuskan karyawannya membawa kendaraan, motor atau apapun tunggangannya untuk diparkir di depan warung soto tersebut agar terlihat ramai pengunjung.
Ternyata memang iya,setelah beberapa lama lambat laun warung soto tersebut mulai bikin penasaran pengunjung, disamping memang karena lezatnya soto yang dijual, sehigga sampai sekarang jadi rumah makan soto sukses dan legendaris.
Lain cerita dengan Resto ala malaysia tadi, setelah beberapa waktu resto beroperasi, terlihat sepi pengunjung. Terlihat dari parkirannya. Tapi akhir2 ini banyak mobil yang parkir di depan resto tersebut. Sampai-sampai ga ada lahan parkir yang kosong.
Tiap hari lewat situ tampaknya mobil yang parkir didepan resto tersebut tidak bergerak, tidak ada aktifitas mobil datang dan pergi seperti resto-resto sebelahnya, bahkan tukang parkirnya pergi. Iya tepat sekali dugaan saya, mobil-mobil bagus itu entah milik siapa namun seperti ditata rapi parkir didepan resto. Maklum tiap hari liwat situ, karena rumah saya memang dekat sekali.
Dan tetap saja, sampai saat ini resto tersebut tetap saja belum bisa mendongkrak pengunjungnya. Strategi bisnis sekarang beda dengan 10 tahun yang lalu, 20 tahun yang lalu. Konsumen saat ini sudah lebih obyektif dari segi rasa, harga karena saat ini era-nya culinary reviewer.
.....
Kedua scene diatas beda banget tapi sama, terkadang strategi bisnis untuk mendongkrak penjualan itu without heart alias tidak menggunakan hati, eh masih kurang, hati yang tulus maksudnya. With sincere heart?
Hati yang tulus, seperti apa maksudnya?
kita masuk ke scene yang selanjutnya.
..
..
...
Beberapa bulan yang lalu giliran ketempatan arisan di suatu kampung RT selalu ditolak oleh ibu-ibu karena alasan repot. Maklum dikawasan tersebut kebanyakan sudah pensiunan, bahkan banyak yang manula, kerap kali mereka harus jauh dari anak-anak dan cucunya yang berlainan kota. Selalu alasan itu yang membikin susahnya menentukan giliran tersebut. Sekali tempo pernah undangan Arisan RT datang ke rumah dan tertulis tempatnya yaitu salah satu resto baru terdekat dari kampung ibu-ibu tersebut. Wah terkesan beda, modern dan gak repot. Ternyata resto tersebut menerima arisan Ibu-Ibu RT dengan memberikan space sebagian dari resto dengan durasi 2 jam.
Kata yang pantas untuk resto ini "AJAIB". Resto yang baru buka ini pelan-pelan mulai terkenal dan dikunjungi banyak pelanggan, ya selain rasa dan varian menunya juga cukup unik, namun pesona ini tidak dapat dipisahkan dengan scene yang terjadi di 1 paragraf sebelumnya diatas...
Tidak mengherankan memang, karena helpfullnya pemilik resto ini dengan kepentingan warga dan masyarakat sekitar, citra baik mulai didapati. Mulai dari parkir, rekomendasi positif di medsos, pembicaraan antar tetangga, sederhana,, namun aura yang didapat dari masyarakat sekitar juga menjadi penting.
Apakah scene diatas adalah strategi bisnis with heart? disadari atau tidak oleh owner resto tersebut, jawabannya adalah iya.
Saturday, July 09, 2016
Aneka Ragam Bahasa Oleh-oleh mudik 2016
(spoiler: tulisan kental bahasa jawa)
Sukoharjo vs Semarang
Lading - peso (pisau)
"Jupukne lading" ("ambilkan pisau")
Ketuk - tekan (sampai)
"Aku wis ketuk alun-alun" ("aku sudah sampai alun-alun")
Kaper - kiper (jenis kupu2)
Aku: "Ono kiper mlebu omah"
Bojoku : "haa, kiper piye, kuwi kaper!, kiper ki pemain bola"
Aku: "wah?"
Mimik - gimik (binatang terbang kecil2)
Bojoku: "akeh mimik cedhak lampu"
Aku: "what, mimik?" "Ngelak (haus) to?"
Bojoku: "mimik ki kewan si mabur kui"
Aku: "ahh, kui gimik yoo!?"
Bojoku : "ngawur opo iku gimik?"
Aku: "kit aku cilik ibuku ngandani iku jenenge gimik"
Bojoku: "salah krungu kui"
….dan akhirnya….
(Belum akur masalah ini)
Sulap - blereng (silau)
Bojoku: "mripatku sulap" x-x
Aku: "hellow?? Ada Pak Tarno-kah???"
Mumet - ngelu (sakit kepala)
Kalau udah begini mau kepala nyeri, pusing, kejedug, banyak masalah, ga ada bedanya… Tetep saja kata "sirahku mumet"
Kalau saya tetep, kata mumet digunakan saat terjadi banyak masalah dan belum ada jalan keluarnya "mumet aku" itulah kata yang cocok. Bukan untuk sakit kepala nyeri.
Sosis - (sosis solo)
Istriku selalu nyari sosis kalau makan di warung soto. "Mas ada sosis?" mungkin kalau warung soto penjualnya udah tau yang dimaksud adalah sosis solo. Tapi umumnya ketika nyebut kata-kata sosis dalam benak kebanyakan orang adalah daging olahan berwarna merah, atau sosis bakar, atau sosis langsung lhep… Padahal sosis solo dan sosis itu jauh perbedaannya…hiks.
Karak - kerupuk puli
Kalau ini perbedaan wajar, beda daerah beda penyebutannya.
Hik - kucingan
Ini juga penyebutan yang sudah umum, karena masuk ke dunia kuliner… Angkringan, hik-hik'an dan kucingan.
Ndog amal - ndog asin (telor asin)
Kalau ini masih rada aneh kalau disebut ndog amal, dari mana asal kata ini? Beramal? Sodakoh? Zakatkah? Sungguh aneh. Saya tetep suka menyebutnya "ndog asin"
Pati - rodhok (agak)
Bojoku selalu bilang seperti ini jika kepalanya sedikit pusing "sirahku pati mumet" artinya "kepalaku agak pusing". Kalau misal dalam kondisi yang sama saya akan bilang seperti ini "sirahku rodhok ngelu"
Lintang - bintang
Suatu saat ketika obrolan di malam-malam yang cerah, seseorang bilang kalau malam itu ga akan hujan. Lalu saya bertanya "kok saget ngertos mboten badhe jawah mbak?" ("kok bisa tahu bahwa enggak akan hujan mbak?")
Dijawab: sambil melihat langit "nek meh udan orak ketok lintang" (kalau mau hujan ga kelihatan lintang"
Sambil agak tercengang saya juga melihat langit, dalam hati "oh barangkali embak ini bisa/hafal rasi bintang, eh bukan juga lintang itu bujur dan lintang untuk koordinat, lha apa nyambung?" "eh ternyata lintang itu bintang" baru tahu saya, mungkin itu bahasa jawanya bintang. "Hehe, sederhana banget"
Man-mane - sakjane - (awal mulanya)
"Man-mane mbiyen dekne kerjo ning…" ("awal mulanya dulu dia kerja di…")
Demikian perbedaan kata yang sehari-hari digunakan dua kota yang hanya berjarak kurang dari 100 km, sebenarnya mudah dipahami karena gak berbeda jauh. Namun penggunaannya tetap gak berubah sama sekali karena itu kebiasaan dalam keanekaragaman.