Friday, October 23, 2020

Mulai suka dengan jam tangan automatic

setelah sekian tahun memakai jam tangan chronograph swiss army, G-Shock, smart band xiaomi mi band 2. pernah sekali aku antusias sekali dengan merk jam tangan Casio Edifice dan Seiko Diver. Tapi karena harga jam tangan Seiko waktu itu bagiku terlalu mahal dan aku anggap tidak memiliki fitur yang banyak, runtuhlah keinginan memiliki jam tangan Seiko. Maka keinginan fokus ke casio edifice. 

Namun setelah beberapa waktu, Casio Edifice pun gak terbeli juga, waktu itu di toko jam Bali Watches Semarang, Casio Edifice incaran saya EF-543D diharga Rp. 2,8 juta. Karena terlalu mahal bagi saya waktu itu memiliki Casio Edifice serasa tambah gak mungkin. Sempat tertarik di kaskus tawaran barang dengan embel-embel ori BM (black market) yang penjelasannya waktu itu adalah barang asli tapi tidak untuk dijual di Indonesia, sehingga tidak kena pajak.. harganya 800ribu. Seperti kurang yakin setelah banyak mencari info di internet yang pada waktu itu info di internet masih sangat minim. Saat itu seakan ada pencerahan ternyata BM itu ya KW..atau imitasi. Pantas jumlah jam tangan BM yang ditawarkan koq banyak banget. Dari pada beli jam tangan KW akhirnya jatuhlah pilihan ke G-shock GD100-1BR yang saya peroleh waktu itu dengan harga 1juta. 

Setelah barang datang aku puas banget karena pertama kalinya aku beli jam tangan original dan jam tangan G-shock juga sempat popular pada saat aku SMP, pada waktu itu Gshock yang kw pun aku gak mampu beli. Dan saat itu aku bisa memilikinya. Walau G-Shock yang aku punya adalah tipe yang standar. Bukan yang seri master atau profesional. 

Jam tangan Swiss Army yang aku beli di tahun 2009 pun jadi jarang aku gunakan.. keseharianku memakai G-shock karena lebih ringan dan nyaman dipergunakan. 

Setelah beberapa tahun bosan makai jam tangan G-shock aku beli yang namanya smart band merk xiaomi, selain jam, alarm, smartband juga bisa dipakai untuk melacak detak jantung, langkah kaki dan salah satu favorit saya adalah dapat menganalisa kualitas tidur. Sebenarnya smart band ini sudah lengkap, dia bisa apa saja, G-shock ga ada apa-apanya. Tapi 3 bulan memakai mi band itu seperti memakai barang murahan dan fisiknya sudah jelek. Akhirnya bosan, ya sudah gak diapakai lagi. 

Malahan akhirnya aku tertarik dengan jam tangan automatic. Akhirnya pilihan jatuh pada seiko 5 automatic. Fiturnya apa? haha cuman day dan date saja. Ternyata jam tangan seiko ini teknologinya klasik. Mengacu pada kepopuleran jam divers jaman dahulu. yang digunakan untuk penanda waktu manual, kapan penyelam harus muncul ke permukaan karrna oksigennya akan habis, dengan hanya memutar bezel di jam tangan Seiko. Woow.. ini menarik. dan kebanyakan jam tangan yang ditawarkan seiko adalah automatic, ini juga mempunyai aura tersendiri. Dan automatic jelas tanpa adanya Electricity sama sekali didalamnya. Entah kenapa automatic hanya digerakkan oleh per spiral yang mendapat tenaga karena gerakan si pemakainya ini malah jadi best seller di brand Seiko 5. Mungkin karena harganya terjangkau tapi dengan kualitas movement Seiko yang gak perlu diragukan lagi.
Hmm sudah terbayang seperti di film all is lost kenapa memakai jam seiko prospex divers, atau semisal terdampar di suatu pulau dan bertahan hidup disana bertahun-tahun, mungkin jika menggunakan jam tangan apple watch pasti sudah akan kehabisan daya. Namun jika memakai jam tangan automatic bakalan masih bisa dipakai. 
nah sekian dulu cerita mengenai jam tangan yang pernah aku miliki.